8.4.12

Penyebab PMS Menjelang Menstruasi

Sindrom prahaid atau lebih dikenal dengan istilah PMS (pre-menstruation syndrom) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya.

Pada sekitar 14 persen perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. 

Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Berikut 4 tipe PMS menurut Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, Amerika Serikat, berdasarkan gejalanya:

1.Tipe A (Anxiety)PMS tipe ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, di mana hormon estrogen lebih tinggi dibanding hormon progesteron. Gejala yang ditimbulkannya adalah cemas, sensitif, ketegangan saraf, labil, atau depresi ringan sampai sedang.

2.Tipe H (Hyperhydration)
PMS tipe ini disebabkan oleh berkumpulnya air pada jaringan di luar sel karena tingginya asupan garam atau gula pada makanan penderita. Gejala yang ditimbulkannya adalah pembengkakan tangan dan kaki, perut kembung, nyeri pada payudara, dan peningkatan berat badan sebelum menstruasi.

3.Tipe C (Craving)PMS tipe ini disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran hormon insulin di dalam tubuh, stres, terlalu banyak mengonsumsi garam, serta kurang mengonsumsi omega 6 atau magnesium. Gejala yang ditimbulkannya: rasa lapar dan keinginan untuk mengonsumsi cokelat atau gula. Umumnya, beberapa saat setelah mengonsumsi makanan-makanan manis itu dalam jumlah banyak, timbul gejala kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala, bahkan sampai pingsan.

4.Tipe D (Depression)PMS tipe ini biasanya berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A. Penyebabnya adalah ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, di mana hormon progesteron lebih tinggi dibanding hormon estrogen. Gejala yang ditimbulkannya adalah depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit mengucapkan kata-kata, bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri.

Bila Anda mengalami salah satu dari 4 tipe PMS di atas, inilah cara mengatasinya:
PMS tipe A: Atasi dengan mengonsumsi banyak makanan berserat dan mengurangi minum kopi.
PMS tipe H: Kurangi konsumsi gula dan garam, serta batasi minuman.
PMS tipe C: Atasi dengan diet rendah garam, dan batasi asupan makanan berkalori tinggi yang terlalu manis seperti gula, cokelat, madu, dan es krim.
PMS tipe D: Bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 seperti kacang-kacangan, kedelai, beras merah, dan magnesium (seperti sayuran hijau segar atau buah-buahan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar